Cari Tahu Lebih Jauh tentang Retak atau Patah Tulang!

By | November 18, 2024

Saat bersenang-senang, terkadang bisa menimbulkan hal yang tak diinginkan, misalnya saja patah atau retak tulang. Kecelakaan ini bisa mengakibatkan rasa nyeri hingga tidak nyaman karena tak bebas melakukan berbagai hal seperti biasanya. Namun, ada kalanya beberapa orang memiliki kepercayaan terhadap hal-hal dipercaya bisa mengembalikan tulang patah, tetapi malah memperparah kondisinya. Untuk itu, pelajari lebih lanjut tentang patah atau retak tulang dan bagaimana cara menanganinya, ya.

Tulang merupakan pembentuk tubuh yang padat dan keras, serta kuat menahan beban tubuh. Namun, ada kalanya terdapat kejadian yang tidak bisa dihindari sehingga menyebabkan cedera pada tulang hingga retak atau patah yang disebut Fraktur. Pada sebagian besar kasus, patah tulang membutuhkan bantuan medis berupa operasi tulang untuk memperbaikinya. Sementara masa pemulihannya bergantung pada tingkat keparahan patah tulang atau retak yang dialami.

Patah tulang vs memar tulang

Tulang, seperti halnya kulit, dapat mengalami memar. Walaupun lebih sulit untuk menimbulkan memar pada tulang, tetapi proses munculnya memar hampir sama dengan memar pada kulit. Tetapi, memar pada tulang harus diawali dengan benturan yang lebih keras. Jika tulang mengalami memar, maka darah akan keluar tanpa adanya indikasi patah tulang. Gumpalan darah yang terjebak di bawah kulit itulah yang dinamakan memar tulang. Umumnya, memar pada tulang lebih cepat pemulihannya dibandingkan patah tulang. Karena, jika mengalami Fraktur, maka tulang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali menyatukan bagian yang terpisah.

Gejala tulang patah atau retak

Saat mengalami patah tulang atau retak, ada beberapa hal yang bisa terlihat atau dirasakan, seperti:

– Rasa nyeri yang luar biasa
– Bagian tubuh mengalami perubahan bentuk karena adanya pergeseran tulang
– Bengkak, memar, atau mengalami nyeri tekan
– Sulit menggerakkan bagian tubuh
– Kesemutan dan mati rasa
– Perubahan warna di area yang retak atau patah
– Tulang terlihat menonjol secara tak normal
– Pendarahan jika terjadi patah tulang dengan luka terbuka
– Sakit kepala, mual, hingga pingsan jika keadaan yang dialami cukup parah

Penyebab retak atau patah tulang

Tulang yang sehat sebenarnya mampu menahan beban atau benturan yang cukup besar. Namun, dalam keadaan dan besaran energi tertentu, tulang dapat mengalami patah. Adanya trauma fisik atau keadaan kesehatan tertentu, seperti osteoporosis. Keadaan ini dapat memperbesar potensi tulang patah atau retak. Selain itu, seiring dengan bertambahnya usia, tulang akan kehilangan kekuatan alaminya dan menyebabkan tulang lebih rentan patah.

Cara penanganan patah tulang

Usai terjadinya kecelakaan atau benturan yang menyebabkan beberapa gejala patah tulang, dokter akan memeriksa keadaan tulang dengan x-ray, MRI, hingga CT scan jika dibutuhkan. Dengan beberapa informasi dari pencitraan kondisi tulang, maka dokter baru dapat melakukan tindakan medis untuk memperbaikinya. Walaupun pada dasarnya patah tulang dapat sembuh dengan cara alami. Tetapi di beberapa kasus, koreksi tulang dengan cara operasi harus dilakukan. Hal ini agar tulang dapat tumbuh dengan semestinya dan tidak melukai bagian tubuh lebih jauh. Setelah itu, dokter akan memastikan bahwa tulang tetap dalam posisi yang telah dikoreksi melalui operasi dengan menggunakan:

– Pembalut gips
– Piringan atau sekrup besi
– Paku intramedular yang dipasang di rongga tulang
– Penyangga luar

Selain melakukan beberapa penanganan tersebut, dokter juga dapat memberikan resep obat pereda nyeri seperti paracetamol. Obat tersebut dapat membantu mengurangi rasa nyeri yang disebabkan oleh patah tulang hingga proses pertumbuhan kembali.

Cara memulihkan tulang patah

Agar tulang patah lebih cepat pulih, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, misalnya:

1. Hindari banyak bergerak

Saat tulang patah, dokter akan menyarankan untuk tidak menggerakkan bagian tubuh yang patah. Agar proses pertumbuhan berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan tulang tumbuh kembali secara abnormal, karena adanya pergeseran karena terlalu banyak bergerak.

2. Perhatikan asupan makanan

Pertumbuhan tulang membutuhkan bantuan beberapa nutrisi, seperti viramin D, protein, dan terutama kalsium. Untuk mendukung pemulihan tulang patah atau retak, sebaiknya konsumsi makanan atau suplemen yang mengandung beberapa zat tersebut.

3. Lakukan terapi fisik setelah penyembuhan

Setelah beberapa minggu, terapi fisik diperlukan sebagai tahapan akhir penyembuhan patah tulang. Dengan melakukan terapi fisik sesuai anjuran dokter selama waktu yang ditentukan, maka patah tulang dapat lebih cepat pulih.

Apakah Moms dan keluarga pernah mengalami patah atau retak pada tulang? Agar bisa menyembuhkannya dengan baik, sebaiknya segera periksakan ke dokter, dan hindari untuk melakukan upaya penyembuhan yang tidak dapat bertanggung jawab jika terjadi hal yang tak diinginkan. Hal ini dikarenakan jika ada tindakan yang dilakukan tanpa adanya pertimbangan medis, maka dapat menyebabkan bertambah parahnya kondisi tulang tersebut. Sehat selalu, Moms!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *